Pada tahun 1997, USCCB (Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat) mengeluarkan semacam brosur berjudul selalu menjadi anak-anak kita yang beberapa pihak menganggapnya cukup berguna. Brosur ini menjelaskan posisi gereja terkini mengenai homoseksualitas, terutama yang berhubungan dengan para orang tua dari anak-anak yang homoseksual. Namun, beberapa kaum homoseksual yang tetap melakukan hubungan seks sesama jenis mungkin tidak akan menerima komuni suci karena dianggap memasyarakatkan dan melakukan hubungan seks sesama jenis, walaupun hal ini tidak selalu terjadi tergantung bagaimana pandangan uskup lokal dan imam yang memimpin misa suci.
Setiap keluarga Kristen dibangun dari pribadi yang bertanggungjawab kepada Allah sebagai alat pembentukan tatanan dunia (keluarga) yang teratur, damai dan sejahtera. Kesadaran yang demikian akan membentuk anggota keluarga yang juga bertanggungjawab terhadap anggota keluarga lainnya sebagai bagian dari dunia ciptaan Allah. Anggota keluarga yang memberi apresiasi terhadap pemahaman yang demikian niscaya akan memandang setiap anggota keluarga sebagai pribadi yang harus dihormati dan dibahagiakan. Dan itu dinyatakan atas kesadaran dan tanggungjawabnya sebagai ciptaan Allah yang istimewa. Keluarga Kristen adalah bagian integral dari keluarga-keluarga dalam masyarakat yang plural.
Kehidupan Primitif Oleh karena sebagian besar tanah Arab berupa padang pasir dan gurun yang tandus, maka kebanyakan penduduknya hidup berpendah-pindah, hal ini menyebabkan timbulnya perselisihan antar satu suku dengan yang lainnya, karena memperebutkan lembah dan air. Kerena itu mereka terbentuk dengan sifat berani untuk membela diri. Sehingga tertanam dalam diri mereka sifat berani dan suka berperang. Mereka hidup dalam udara yang merdeka, jauh dari jangkauan kaum penjajah. Yaman Tidak satupun kerajaan yang berani mengarahkan tentaranya ke negeri Arab yang tandus itu, kecuali ke Yaman yang kaya raya.
Di laur itu ciri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, jgua teraacermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari. Untuk menjaga agar hubungan antar anggota masyarakat dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka didalam masyarakat dibedakan adanya : cara atau “usage” kelaziman (kebiasaan) atau “folkways”; tata kelakuan atau “mores”, dan adapt istiadat “costom”. Disamping norma-norma yang tidak tertulis dan bersifat informal ini, ada juga norma yang sengaja diciptakan secara formal dalam bentuk peraturan - peraturan hukum. Setiap norma, baik usage, folkways,costom ataupun peraturan hokum yang tertulis, mengikat setiap anggota untuk mematuhinya, hanya saja kekuatan pengikatnya berbeda.Bukankah itu pengorbanan jika rombongan mendampingi pula keluarga beda yang lumayan menghadapi sengketa? Semua pengorbanan ini adalah cara dengan dipakai Yang mahakuasa untuk menguduskan keluarga. Maka peran keluarga untuk baku menguduskan memiliki akarnya dari Pembaptisan, dan mencapai puncaknya dalam perayaan Ekaristi. Mengapa? Sebab pertunjukan Ekaristi menyusun kembali perundingan antara Kristus dengan Gereja-Nya, yang dimeteraikan dengan darah-Nya. Di dalam kurban Kristus ini sematan suami perempuan memperoleh limpahan dari sumbernya, dari mana perjanjian perkawinan mereka bermula, didirikan, & terus-menerus diperbaharui. Ekaristi melepaskan kepada keluarga, karunia gelisah kasih yang menjadi pendek dan relung hati bagi persekutuan keluarga dan misi yang diembannya.
Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan penyesalan dalam hidup, hanya ada satu sesuatu yang mampu kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Hatimu, merupakan wadah ini. Perasaanmu adalah tempat ini. Kalbumu, merupakan tempat kamu menampung segalanya. Akh, berarti kematianku sudah biasa sangat deket? Karena demikian besar rahmat Allah bakal dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya dengan tunggal, biar setiap orang yang mengakui kepada-Nya tidak binasa, padahal beroleh muncul yang kekal? Atau kuasa-kuasa, baik dengan di kepada, maupun nun di kaki gunung, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak bakal dapat menyingkirkan kita daripada kasih Allah, yang terdapat dalam Kristus Yesus, Yang mahakuasa kita.
Kalimat itu sama seperti dengan dikatakan sama Yesaya, padahal Yesaya merupakan orang dengan dipakai sama Tuhan, nun ketika berhadapan dengan Allah, kemudian dia melihat & mendengar malaikat itu berseru: “Suci, totok, sucilah Tuhan! ” Tepat dia tersebut mengatakan: “Celaka aku! Aku orang dengan berdosa! Dina aku! ” Kalimat itu boleh diumpamakan seperti satu gelas beling yang jatuh ke dasar dan hancur berkeping-keping (disintegrate). Hidup kalian ini padat dengan dimensi-dimensi, ada setelan hidup kita, perlu uang untuk menjarah, perlu berelasi dengan mertua dan orang tua, berelasi dengan sobat-sobat sosial.
Dua bulan sehabis aktif Misa pada tahun 2006, ia memutuskan untuk ambil sesi dalam sebuah retret karismatik yang digelar oleh Kongregasi Vinsensian India. Dalam retret itu Srinivasan menemukan nun ia gagar selama berzaman-zaman. Ia ngerasa bahwa ini lah jawaban bagi pencariannya. “Dan saya mangap, ok Tuhan, saya tak akan pulang tanpa kamu, ” urainya mengenang. Ia pula biar minta pengabsahan kepada romo di graha retret tersebut untuk dibaptis. Setelah melakukan serangkaian pendampingan dan wawancara, ia pula biar dinyatakan cukup menerima Sembahyang Inisiasi (Sakramen Baptis, Sembahyang Ekaristi dan Sakramen Krisma). Nama Christina ia pilih sebagai penanda bahwa mulai saat ini ia adalah seorang Protestan.